00.48
Ah, dalam hening malam, telah diperbaharui kembali kopi
hitamku, dan jariku kembali menari meski sebenarnya tak ada nada, tapi mungkin
hanya mengiringi alunan getar hati yang entah kini berlabuh pada peri indah
yang kini tengah terbaring rehat di kurang lebih 50 KM sana. Sebenarnya tak
hening-hening amat, ada sedikit gemuruh hardware ini.
Kenapa jari ini tak henti menari liar, malahan meminta
bimbingan arah kepada pikiran kosongku ini untuk lagi dan lagi menjadi liar,
kuusahakan pikiranku menjinakannya dan seketika itu pun tarian jariku menyusup
dalam paras bidadariku dalam album. Dan kupampangkan saja tariannya begini :
Dalam cinta yang kita reguk bersamaan
Dalam atmosfer rindu yang selalu kita perbaharui
peredarannya,
Aku selau menjadi engkau dalam jiwa yang terbasuhkan hasrat
Dan kau pun selalu menjadi aku dalam beningnya kasih
Inilah kasih yang sampai, bukan begitu sayang?
Bolehkah aku sekejap memejamkan mata ini agar supaya esok
tak terganggu rindu kita
Oleh dengkuran lelah ?
Aku mencintaimu.... engkau yang sedang mengandung
putraku....








0 komentar:
Posting Komentar